9:00 PM

Refleksi Hari Kartini 21 April dan Hari Bumi 22 April


"ini adalah hari pertama penerbanganmu mbak,
bukan lagi dengan Garuda Indonesia, namun carry pick up,
selamat datang di dunia yang berbeda: anak alam."

- untuk Ayua ex-flight attendance Garuda Indonesia


Sementara semalam aku masih disibukkan mengunggah foto untuk blog photo anak alam - berhubung mas angga hard rock radio ingin menulis artikel anak alam di majalah hard rocker edisi terbarunya - esok aku masih harus bangun pagi. perjalanan esok tampak akan seperti biasa, seperti kunjungan-kunjungan kami sebelumnya ke belandingan. jadi malam ini aku relax saja, tak memberi istirahat diriku lebih awal.

Semalam aku hanya berhasil mengunggah beberapa ratus foto dari ribuan footage anak alam yang aku punya. ya, setelah melewati rentang perjalanan setahun kemarin, banyak rekam cerita yang harus aku simpan, agar esok hari dan kelak kalian bisa melihatnya, mengingat lagi kenangan-kenangan saat bermain dengan anak alam, menjadi anak-anak alam, melupakan sejenak rutinitas kehidupan yang kita lewati sebagai anak 'kota'. dan barangkali juga, kita sedang memasang mosaik-mosaik sejarah buat anak-anak ini, yang akan menjadi cerita yang mengharu biru untuk mereka kelak barangkali saja mereka telah berhasil menjadi 'orang'. (oke, sejauh ini aku rasa kerja kita tampak arahnya.)

Ayam tentu telah terbangun sedari tadi. Alarm HP menyalak tepat jam 7.... (suara paling tak merdu yang aku dengar pagi itu.) baru jam 7 pagi, dan masih ada 1 jam lebih sedikit untuk bermalas-malasan, berhubung kami janji untuk ngumpul di Be Pasih jam 9. pilihan bermalas-malasan tentu tak pantas untuk dilewatkan, hingga 1 jam itu ternyata terlewat. begini nih, malas hanya bisa dilawan dengan tak-malas. satu kebiasaan hanya bisa dilawan dengan satu kebiasaan lain.

Cuaca pagi ini bersemburat mendung. namun sebagai seorang 'paranormal tanpa izasah paranormal' aku yakin mendung akan bersahabat untuk kami. ini juga seperti pengalaman kami sebelumnya selama setahun ini untuk bertemu dengan pahlawan-pahlawan kecil kami ini di belandingan.

dan hal berbeda, ini akan menjadi perjalanan 'dari bukit ke bukit' buat mbak Ayua dan Mbak Sita yang tinggal di bukit jimbaran dan kini ia akan bergabung dengan rombongan kami ke bukit yang lain di kintamani. Sementara bagi mbak Dewi ini adalah sebuah perjalanan 'dari rumah ke rumah' karena pagi itu kita akan berkumpul di Warung Be Pasih renon -yang notabene pemiliknya suami mbak dewi-. Dan bagi mbak Ani ini adalah perjalan 'seperti biasa saja' melewati kemacetan dari Legian ke renon, walau melewati jalan by pass. (nama jalan yang masih perlu dipikirkan lagi keabsahannya, karena selalu macet.)

dan bagi aku, ini adalah salah satu perjalanan 'paling berisik' sehubungan kali ini yang berangkat adalah ibu-ibu yang mengaku masih berumur 21 tahun. 'i'm 21' begitu setiap mereka berjabatan tangan denganku menyebut umur. (oke, saya percaya.... hehe..)

apa pasal, dari menunggu mbak Ani yang datang terakhir dan terjebak kemacetan, hingga akhirnya kita jalan dengan mobil grand max-nya mbak dewi yang dashboardnya dilukis dengan lukisan kapur tulis abstrak warna-warni oleh anak-anaknya mbak dewi, Mbak Ayua -yang rada bolot-, mbak ani yang hari ni sepertinya akan mabok untuk pertama kali, dan mbak sita telah menjadi gossiper, mereka semua motivator, dan profil kartini-kartini masa kini. hehe...

tentu sebagai orang yang mendapat kesempatan menjadi sopir pagi itu, aku tetap harus berusaha keras berkonsentrasi melihat jalan, selain menahan agar aku tak segera sakit perut dan sakit kuping mendengar ocehan-ocehan mereka.

(dan ini pengakuan jujur: aku bersyukur, itu seperti kuliah umum dari para senior, dan pada akhirnya ketika aku pulang aku dapat ribuan ilmu baru.)

perjalanan berlalu seperti biasa, by pas I.B. Mantra dan jalan tulikup terbebas dari macet. hingga akhirnya selang 2 jam kita sampai di basecamp anak alam songan, dan inipun kita hanya menyempatkan diri sejenak rehat, minum, ke toilet, dan memindahkan barang-barang kita ke pesawat baru mbak Ayua 'mobil carry pick up'. "Selamat datang di penerbangan GA316. silahkan siapkan jantung anda karena kita akan menaiki jalan tanjakan...."

Jalan menuju belandingan di timur desa melewati bantas, walau jalan yang baru dibuat beberapa tahun, namun di beberapa ruas ia telah tampak rusak. dalam sebuah tanjakan yang aspalnya telah berubah menjadi tanah dan berlubang, mobil carry pick up kami tak bisa naik. (tentu ini bukan karena dosa kami keberatan.) maka pak sopir berusaha sangat keras hingga mencoba 3 kali akhirnya kita bisa sampai di wantilan, tempat kami nanti bersua anak-anak.

kami mengejar waktu agar jangan sampai kita tiba lewat jam 12. maklum kami ingin menemui mereka saat di sekolah sebelum ke wantilan agar bisa menemui semua dari mereka, namun perkiraan kami meleset. kami tiba di pertengahan jalan menuju belandingan sudah jam 12 dan aku lihat anak-anak alam yang tinggal di bantas sebagian sudah berjalan pulang. tak ayal, kami angkut saja mereka naik ke mobil pickup itu untuk ikut ke wantilan. dan benar saat akhirnya pickup kami tiba di sekolah, sekolah sudah sepi, hening.

anak-anak yang melihat kami datang segera mengikuti kami ke sekolah dan sejenak aku memberi kesempatan kepada kakak-kakak ini untuk berkenalan dengan pahlawan-pahlawan kecil mereka. kami lanjutkan segera perjalanan meuju wantilan dengan sejenak kita singgah di kantor desa untuk sowanan dan sekedar berbagi sekapur sirih sekaligus perkenalan bagi kawan-kawan kita ini. tentu mendapat sedikit curhat dari bapak i wayan waris kepala desa belandingan, kalau tak bisa disebut wejangan.

dan inilah acara kami sebenarnya, bertemu dengan anak-anak alam, bermain dengan mereka, berbagi bantuan, membaca puisi dengan riuh yang tak terhindarkan. namun mereka tetap tertib (kecuali ibu-ibu mereka yang pada akhirnya ikut nimbrung dan berebut bantuan yang seharusnya untuk anak-anak mereka). aku ingat leadership ditentukan saat-saat seperti ini, maka dengan berat hati pembagian sumbangan pakaian bekas saku hentikan. titik.

namun kami masih melanjutkan dengan berbagi dengan anak-anak. hari ini Mbak ayua telah memilih anak asuhnya 3 pahlawan kecil-nya RATA, RATIH, RIBUT. (nama yang terakhhir tak mencerminkan orangnya.)

sementara mbak Sita mendapatkan 2 anak asuhnya, seorang anak laki-laki yang sangat berbakat. ya karena namanya BAKAT. dan seorang perempuan cantik, ya karena namanya AYU.

sementara mbak ani tak menemukan SUKERTI dan AMBAR yang tengah ke ladang hari itu. dan mbak Ani tentu telah memberikan lebih dari cukup buat anak-anak itu. banyak pakaian bermerek (Surfer Girl) yang notabene orang-orang kampung itu beberapa menolak (mereka tak tahu pakaian itu bagus dan mahal) hehe....

hah,............

pembagian selesai dan kita memutuskan untuk kembali ke basecamp dengan berjalan kaki saja. menapak tilas perjalanan setiap hari anak-anak belandingan yang bersekolah menuruni bukit di SMPN 4 kintamani yang terletak di songan yang berjarak sejauh 3 km dari belandingan. menapak tilas jalan Puspasena, anak yang akan kami sekolahkan nanti ke SMK Putra Bangsa di Ubud. menapak tilas hidup menjadi anak alam sejati.

kali ini, kami mendarat mulus di basecamp anak alam songan dan 3 flight attendance kita ini yang berpeluh namun tersungging senyum atas perjalanannya bersama anak alam hari ini.

menu basecamp sepeti biasa nasi ikan mujair yang yummy, apalagi kami memang tak makan dari pagi dan telah berjalan kaki sejauh itu hari ini.

kalian bertiga telah memecah 2 rekor kami hari ini:
1. pramugari pertama yang datang ke anak alam
2. kawan-kawan anak alam yang pertama kali kemvali ke basecamp dengan berjalan kaki.
selamat!

buat mbak Dewi, Mbak Sita, Mbak Ani: jejak-jejak kaki kalian tak kan terhapus waktu disini.
Semoga sehat selalu bersama keluarga.

buat mbak Ayua maka terbanglah terus, dengan karya.
semoga selalu sehat bersama bli arya, masahiro dan nadya.

salam anak alam
salam anak indonesia


cinta,
pande
22/4/2010
11:00 pagi ini.