PRESS
RELEASE
Malam Penganugerahan BALI YOUNG HERO
AWARD 2013
Unsung Hero House Jl. Tukad Yeh Sungi, Sanggulan, Tabanan, Bali.
Sabtu, 21 Desember 2013 19:00 WITA
Pemberian award, performance budaya dan seni, pameran karya
Unsung Hero House Jl. Tukad Yeh Sungi, Sanggulan, Tabanan, Bali.
Sabtu, 21 Desember 2013 19:00 WITA
Pemberian award, performance budaya dan seni, pameran karya
Sekilas Bali Young Hero Award:
Bali memiliki sumber daya
manusia terbaik mereka, anak-anak muda yang dengan kemandirian mereka
memberdayakan, melestarikan, melayani, melakukan perubahan di dalam masyarakat
walau terkadang aktivitas mereka tak tercium oleh orang banyak dan gelimang
sosial media. Mereka hanya bekerja.
Oleh karena itulah, dimulai
tahun 2012 Komunitas Anak Alam memulai
sebuah pemberian penghargaan yang kami sebut ‘BALI YOUNG HERO WARD’, sebagai ebuah apresiasi yang diberikan kepada anak-anak muda Bali
yang melalui kegiatan, pekerjaan, dan aktivitas yang digelutinya telah
memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dimana ia berada dan kemajuan
masyarakat Bali secara keseluruhan.
Mereka adalah orang-orang
muda yang dengan segala tantangan yan dihadapi secara konsisten mencoba,
belajar dan melakukan perubahan. Anugerah ini diberikan setiap tahun kepada 1
anak muda Bali (umur 18 - 35 th) yang secara konsisten telah melakukan
pekerjaannya tersebut minimal selama satu tahun.
Anak-anak muda ini,
sebagian besar berkarya di desa-desa, mengajar menari, mendirikan koperasi,
melestarikan budaya, menjadi penggiat lingkungan sesuai dengan passion mereka masing-masing. Dengan pengetahuan
yang mereka miliki, melakukan aksi, konsisten, berdedikasi dan memberi manfaat
dengan caranya masing-masing.
Pemilihan pemenang setiap
tahunnya dilakukan dengan depth interview, survey lapangan, dll yang kemudian
dengan data itu dipilih satu orang diantaranya untuk diberikan penghargaan
tahunan ini.
Pemenang tahun lalu
adalah Dewa Ayu Dian Farma Dewi seorang bidan yang bekerja di sebuah Puskesmas
Pembantu di desa terpencil di balik bukit Kintamani, dan penghargaan ‘BALI
YOUNG AWARD 2013’ tahun ini diberikan kepada seorang pemuda yang bersama
beberapa teman-temannya mendirikan sebuah 'Koperasi Untuk Orang Miskin' di
Tabanan yang kini telah mengakses ratusan orang. Anak muda ini adalah I Gusti Ngurah Anom Gautama A P yang
bersama teman-temannya mendirikan Koperasi
Dharma Bhakti Sedana.
Dimulai oleh 8 orang
pemuda dengan aset Rp. 12 juta-an dan kini Koperasi Dharma Bhakti Sedana
beranggotakan 134 orang dengan asset yang dikelola Rp. 142 Juta rupiah. Petikan
wawancara selengkapnya saya lampirkan di Press Release ini.
Kami percaya, perubahan
bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa pandang bulu. Dengan pengetahuan,
kecintaan, aksi, dedikasi dan manfaat buat orang lain.
"Menjadilah perubahan yang kamu ingin lihat di dunia ini."
(Mahatma Gandhi)
Salam kemanusian,
Pande Putu Setiawan
Pendiri Komunitas Anak Alam
Pendiri Komunitas Anak Alam
KOPERASI DHARMA BHAKTI SEDANA ‘Sekoci Untuk
Menghindari Rentenir’
Wawancara Dengan Anom Gautama, Koperasi
Dharma Bhakti Sedana
Anak Alam : “Kapan Koperasi Dharma Bhakti
Sedana Berdiri?”
Anom
Gautama: “28 Maret 2012”
Anak Alam : “Berapa anggotanya saat dimulai?”
Anom
Gautama: “Awalnya dimulai oleh 8 orang kemudian berkembang menjadi 25
anggota.”
Anak Alam : “Kenapa memilih mendirikan
koperasi?”
Anom Gautama:
“Ide awalnya sederhana. Kita yang muda-muda ini perlu sistem penyangga
berupa sekoci sosial, untuk jaga-jaga, tapi kita sulit untuk mengakses bank,
karena tidak punya jaminan. Makanya membuat lembaga yan terkaitdengan keuangan
berupa koperasi. Dalam perjalanan ternyata banyak kelompok yang termarjinalkan oleh
sistem perbankan, sehingga rentenir menjadi berkembang, makanya terus kita buka
pelayanan untuk mereka seperti petani, nelayan, pedagan kaki lima, dll.
Anak Alam : “Apa bedanya koperasi DBS dengan
Koperasi lain pada umumnya?”
Anom Gautama:
“ Koperasi dimiliki oleh semua nasabah dan anggota, kebijakan dibuat
bersama-sama, bunga sangat ringan. Untuk keperluan sakit keras bunga disubsidi
‘kecil’ setengah dari bunga biasa. Termasuk juga diberikan pendampingan.
Transaksi tidak harus berupa uang, bisa menunakan sampah, daun potong, dan
kotoran hewan. Intinya persahabatan dan saling mendukung antar anggota.
Anak Alam : “Berapa modal awal?”
Anom Gautama:
“Modal awal Rp. 12.500.000”
Anak Alam : “Saat ini berapa asetnya?”
Anom Gautama:
“Modal Rp. 132 juta. Banyak sumbangan termasuk computer, meja CS, file
cabinet, gedung juga, semua sumbangan.
Anak Alam : “Manfaat apa yang sudah
diberikan kepada masyarakat / anggota?”
Anom Gautama:
“ Pertama tentu akses pendanaan menjadi mudah, kedua akses pemasaran
menjadi lebih mudah, karena satu produk dibantu pemasaran oleh semua anggota,
dan berbelanja antar anggota bisa mencicil di koperasi. Terutama untuk sektor
pertanian, akses teknologi lebih mudah, sekarang hampir semua petani kita sudah
menggunakan alat-alat berteknologi, karena bisa mencicil di koperasi. Terjalin
kerjasama bisnis antar anggota, seperti bisnis daun poton yang melibatkan
petani, dan kedepan yang sedang dirintis bisnis sayuran organik.
Anak Alam : “Apa tantangan yan selama ini
dihadapi?”
Anom Gautama:
“Cara pandang terhadap kita pada awalnya banyak orang yang mengkhawatirkan,
kalau pinjaman tanpa jaminan ini seperti ‘bunuh diri’, ketakutannya akan banyak
nasabah yan ngemplang, namun seiring
sejalan mereka mulai meyakini ternyata orang desa jauh lebih rajin membayar
hutang.
Anak Alam : “Layanan yang diberikan DBS apa
saja?”
Anom Gautama:
“Simpan pinjam dan tabungan harian namanya Tabungan Perubahan. Untuk
tabungan harian bagi yang dekat dijemput bagi yang jauh diberikan celengan
khusus, dan diambil minimal sebulan sekali.”
Anak Alam : “Tabungan perubahan itu apa?”
Anom Gautama:
“Diharapkan menabung bukan dengan menyisihkan uang tapi dengan perubahan
sikap, dari konsumtif menjadi produktif, dari tidak efektif menjadi efektif dan
efisien, dari yang terbuang menjadi berguna, contoh menabung dengan uang receh,
menabung dengan mengumpulkan sampah non orgagik, menabung dengan kotoran
kelinci, memanfaatkan halaman yang tidak produktif ditanami daun potong,
menjadi produktif bisa ditabung. Ada juga beberapa kerjaan lembur ibu ibu
seperti meluruskan kawat anggrek, mensortir sampah plastik, hasilnya baru
ditabung. Ke depan akan dikembangkan sampingan baru yaitu mencangkok tanaman
taman hasilnya bisa ditabung.”
Anak Alam : Terakhir, apa harapan ke depannya?
Anom Gautama:
“Tentu yang pertama ingin lebih banyak orang yang bergabung, dan dibantu
tapi dalam jangka pendek, inin membuatkan sistem subsidi supaya bisa memberikan
bunga gratis untuk orang sakit, dan untuk pembayaran awal sekolah. Untuk jangka
panjang inin membangun bisnis sosial dibidang kesehatan dan pendidikan, biar
orang operasi bisa bayar dengan kotoran kelinci.
Anak Alam : “Terimakasih.”
Anom
Gautama: “Sama-sama.”
0 comments:
Post a Comment