7:47 PM

Pohon hati itu harus tetap menancap ke akar! sekarang, sejenak ngopi pagi. lihat bebunga indah.



note ini didedikasikan untuk: radziyanthie 6/6/10 (wish u a happiest life!)


melayani negri secantik Indonesia dari sebuah tempat nun jauh di atas bukit dari kedalaman hati dalam kesederhanaan pagi.
beasiswa anak alam

sanur, june 7 2010 08:00 am

“Hey wayan, how are you?” seorang turis jepang menyapa seorang lelaki tua yang sedang duduk sambil merapikan brosur-brosur jasa wisata yang biasa ia jajakan kepada turis-turis yang biasa lewat di jogging track pantai sanur saban hari. Wayan sumringah beranjak menghampiri turis jepang yang sedang tergopoh-gopoh berjalan dengan koper dan tas beserta pasangannya itu dan ia segera menyalami turis yang menggunakan jasanya untuk snorkling kemarin lalu.

“Very good!” wayan menjawab cergas. Sebagai orang yang telah karatan berjemur di pinggir pantai sanur, tentu bahasa inggris Wayan very good juga walau aksennya ke-wayan-wayanan. “I will come back to Bali!” tamu jepang itu memungkasi pertemuan haru mereka sambil memberi wayan beberapa lembar uang rupiah dan sen.

dan hari berjalan seperti biasa kembali untuk wayan. Bali juga kembali berdenyut menunggu keping-keping yen dan dollar.

Telah beberapa hari air laut surut. di kejauhan karang yang diwarnai hijau ganggang bermunculan. pagi ini ia naik setinggi pinggang. (Hem.. lumayan, hasrat mandi pagi ini akan terpuaskan, tentu mandi akan lebih menyenangkan.) Mentari hangat beranjak pelan mendaki tebing nusa penida di kejauhan. Sementara ganggang cokelat kering terserak di bibir pantai di atas pasir putih.

dan pagi ini kembali aku seperti mendapatkan hadiah yang paling indah bagiku: matahari pagi hangat, udara pagi, pasir putih, dan alam yang tersenyum kepadaku! kepadamu juga...!

Kembali menginjakkan kaki di pasir putih pantai sanur -dengan celana nike biru dan wetsuit indodream- tentu menyegarkan bodi dan pikiran, setelah kemarin seharian hingga petang menjelajah bubung batu barak dengan kawan-kawan anak alam yang full team, dengan Iis yang kakinya habis patah namun dapat sampai hingga ke puncak bubung, dengan Gung Junior 'lucu' baru berumur 3 tahun, dan tentu anak-anak alam kita yang telah lama tak kita sapa.

nah, jika kau merindukan hari itu, kita pergi ke bubung batu barak lagi lewat cerita ini.

denpasar - belandingan, june 6 2010. 09:00 am

Ada Gek Nanda, Tii, Iis, Mbak Yusi dan keluarga, Kiud, Putri, Andrea, Budi, Kadek, Pak Gung, Mbak Rina dan keluarga yang akhirnya menjadi kalam berikutnya yang memecahkan rekor untuk dirinya sendiri menjejakkan kaki di ‘negeri di atas awan’ belandingan.

Sementara bagi Mbak Dewi, Anggara, Nia, Febri, Richard, Gustra, Jalu, Ode, Ingela ini adalah ‘kepulangan’ mereka kerumah kedua lagi, bertemu dengan anak-anak manis mereka, wajah yang telah sebulan tak dilihat secara langsung, walau foto-foto mereka cukup mengobati rindu.

“bli aku udah di be pasih”
“bli jangan ditinggal ya. Aku masih dalam perjalanan”
“bli sudah pada di be pasih ya. Gek masih dalam perjalanan. Tungguin ya”
"i could't arrange my self a car. is there still a room for me there?"
bla..bla..bla.... yang lain memenuhi inbox HP murahku pagi itu. mereka semua ingin memastikan bahwa pagi itu, mereka tak tertinggal rombongan.

(siap, apa sih yang nggak buat kalian... he... )

Sementara Mbak Yusi sedikit gundah pagi itu karena mesti terlambat karena ada masalah dengan ban mobilnya, dan masih ada ganjalan yang lain, hari minggu stand toko bunga belum buka pagi itu hingga mengurungkan niatnya untuk membawa serta bibit bunga dan buah yang ingin ditanam di belandingan bersama kawan-kawan dan anak-anak. (tarik mbak.... jalan terus! :) )

dan Ingela juga masih harus kita jemput di Batubulan, sementara dari Nyuh Kuning Andrea mengirim pesan agar kami menjemputnya persis di depan lapangan bola Nyuh Kuning, maka perjalanan pagi itu tentulah akan sedikit lebih panjang dari biasa.

dari Ubud, Budi dan Kadek berangkat sendiri dengan motor, sementara Gustra telah sampai duluan di basecamp anak alam songan, menyusul richard yang bahkan telah sampai di belandingan dan menginap disana di rumah Ketut Sumardi dengan motor gede tunggangannya.

tuh kan, kali ini kawan anak alam cukup lengkap. walau yayuk, arie, dan KALIAN yang lain belum berkesempatan hadir, note ini adalah hadiah buat kalian. (datanglah di lain waktu, bawa sekeranjang senyum.)

kita tiba di basecamp anak alam jam 12:30 (ia pasti telat dari schedule), namun kami tetap menyempatkan diri untuk mampir sejenak di basecamp anak alam untuk menurunkan buku-buku yang dibawakan mbak yusi untuk Rumah Baca Anak Alam berserta menyesap sekedar minum sejenak.

segeranya kita melanjutkan perjalanan dengan rombongan karimun, avanza, terrios, dan mio, disusul oleh jazz pak gung yang datang belakangan. (semoga semua merek di atas kelak mensponsori /\ hehe..)

tiba di belandingan siang itu sedikit diluar perkiraanku. tak seperti biasa riuh teriakan anak-anak yang biasa menyambut kami dari wantilan tak terdengar. kepalan tanganku tinggi yang disusul oleh kepalan tangan anak-anak tak serta merta menaikkan adrenalin kami. aku nervous, jangan-jangan anak-anak semuanya ke ladang, padahal kan sudah diberitahu jauh-jauh hari bahwa kami akan datang pagi ini.

tak ada pilihan lain, sementara kawan-kawan memarkir mobil, aku bergegas lari ke balai desa, meloncat masuk dari pintu rahasia -yang hanya aku dan aparat desa yang tahu- karena pintu depan balai desa sedang terkunci, menghidupkan pengeras suara milik desa, dan segera memanggil anak-anakku untuk berkumpul ke wantilan:

"Pengumuman, untuk anak-anak alam SDN belandingan diharapkan segera berkumpul di wantilan sekarang juga, karena kak putu datang bersama teman-teman kak putu membawa beasiswa dan sumbangan lain buat kalian!"

segeranya aku kembali ke wantilan menemui kawan-kawan lain, alih-alih menunggu anak-anak datang kami merubah rencana awal, aku memilih untuk mengajak kawan-kawan lebih dulu jalan-jalan melihat rumah penduduk hingga ke SDN belandingan. satu per satu anak-anak terlihat berdatangan, dan sebagian dari mereka mengikuti kami ke sekolah.

kebetulan siang itu Bapak Kepala Sekolah sedang membersihkan ruangan guru bersama beberapa warga desa jadi kawan-kawan kami berkesempatan untuk berkenalan dengannya. hal ini tentu sungguh membuat kawan kita Budi dan Kadek sangat senang, karena notabene mereka berdua juga adalah guru.

hanya 15 menit sembari kawan-kawan berkenalan dengan anak-anak, merasa mereka sudah mulai pada berdatangan aku memutuskan untuk kita kembali ke wantilan saja. Sepanjang perjalanan kembali ke wantilan, rasa nervousku kini mulai hilang. yea..... anak-anak kita datang! pahlawan-pahlawan kecil kita muncul. mereka aku suruh berlarian, tentu riuh suara mereka semakin membuat teman-temannya yang lain ikut bergabung! hingga tiba di wantilan, hampir sebagian besar anak-anak sudah hadir.

dan inilah 'the show time!' inilah anak-anak alam. untuk mereka kami datang jauh mendaki bukit.

"Kita nyanyi bareng ya!" aku mengajak anak-anak untuk menyanyikan lagu ANAK ALAM yang kita sama-sama karang dengan kencag!

duhai kawan semua anak alam desa belandingan
mari kita sama-sama bernyanyi sambil bergoyang
agar hidup senang
riang gembira hati tertawa
bahagia slamanya.....


dan mereka semua bernyanyi sumringah hingga lagu itu usai ditutup oleh selarik lirik:
tinggalkan malas, rajin belajar!

oke. anak-anak sudah masuk kembali ke 'wilayah' kami, dan kini ia siap untuk diisi apa saja. pesan, petuah, motivasi, bara api, dan keberanian untuk terus bermimpi.

tentu tak terlewatkan disusul kawan-kawan anak alam mulai mengenalkan diri satu per satu, dimulai dari Putri dan diteruskan oleh semua kakak-kakak mereka hingga terakhir gustra yang telah datang untuk keberapa kali ke belandingan.

setelah sebulan lalu Beasiswa Anak Alam menghasilkan 11 beasiswa untuk mereka, bulan kedua ini mbak Dewi dan para orang tua asuh anak alam berhasil memberikan 28 beasiswa anak alam ditambah beasiswa SMK untuk puspasena dan karmajaya di SMK Putra Bangsa Ubud dan tentu beasiswa untuk anak-anak kelas 6 SDN belandingan yang akan kami biayai untuk masuk di SMPN 4 Kintamani di songan.

ini membuat sore itu senyum kami mengembang lebih lebar dari bulan lalu, karena sekarang lebih banyak lagi anak-anak yang bisa naik ke panggung bersalaman dengan mbak dewi dan pulang membawa amplop berisi beasiswa.

sementara kakak-kakak mereka yang lain membagikan bungkusan pakaian bekas kepada anak-anak yang lain, yang semalam telah dibungkus oleh Febri, Kiud, Cintra, mbak dewi, jalu, ode dan aku di gudang anyelir.

tak banyak petuah yang aku dan kami berikan hari itu karena petuah itu telah kami tumpahkan setahun penuh berlalu, lagipula setelahnya kami akan mendaki bukit. bahkan tak ada puisi, pantun, drama yang dihadiahkan anak-anak belandingan untuk kakak-kakaknya sore itu, kami telah menyiapkan hadiah spesial yang lain yaitu BUBUNG BATU BARAK. (*bubung = bukit)

tugas utama kami hari ini tuntas, dan semua anak telah membawa pulang masing-masing bungkusan, ini waktunya meniti setapak yang biasa dilewati penduduk kampung menuju bubung batu barak. dari batu barak kita bisa melihat kaldera danau batur, bukit cinta, desa belandingan dan hadiah terakhir adalah laut bali di sisi timur.

dan ketika semua dari mereka tiba di puncak bubung, kami semua berteriak kencang: "uaaaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwwwwwwwww......." semua tampak sungguh senang, tak terkecuali gung cilik yang baru berumur 3 tahun.

(dan ini mudah-mudahan menjadi hadiah terbaik kalian kali ini pulang kembali ke denpasar.)

hari telah sore dan kita harus segera pulang. meninggalkan anak-anak, meninggalakan rumah kedua kami ini, meninggalakan jejak kaki dan senyuman.

dengan PR tambahan kami harus bekerja lebih keras lagi agar bulan depan lebih banyak lagi amplop beasiswa yang kami bisa beri dan hingga kelak 3.000 anak-anak alam kami di kaldera danau batur tak ada 1 pun yang putus sekolah. mereka yang kelak akan menjadi tulang punggung dan masa depan pulau kecil mereka ini. yang juga rumah indah kita semua. sebuah pulau wisata yang kebanjiran dolar dan yen.

(walau mereka tak pernah melihat pulau mereka ini, karena seumur hidup harus tetap tinggal di gunung, meladang, menyabit rumput! dan mereka tak pernah kecipratan dollar, yen dan pajak yang kita bayarkan untuk pembangunan di desa mereka.)

Anyelir june 7 2010 24:00 pm

malam hampir larut. sambil mengetik note ini, aku mendengar lagu 'scientist!'' – Cold Play, selarik liriknya menghantar aku tidur malam ini:

I was just guessing
at numbers and figures
pulling the puzzles apart

questions of science
science and progress
do not speak as loud as my heart

oh tell me you love me
come back and haunt me
oh and I rush to the start...


pesan:
(have a good nite! sleep tight babe!
jangan mimpi.
jaga hati.)


Anyelir june 8 2010 10:00 am

kembali memulai hari. buka fb, di inbox message fb-ku ada selarik pesan masuk:

"I was wondering if you by any chans could help me..."

"I am trying to do a description of Belandingan for a trekk in the region.
Do you have any information in english reg Belandingan that you could send me??"

nah, ini yang aku sangat benci: bebunga indah itu tak lagi menancap ke akar!
sigh! otak kalian emang bulukan! isinya cuma money money monkey...

Pulau ini TIDAK UNTUK DIJUAL madam.....!
(jual aja diri loe!)
desa ini bukan obyek wisata dan pemotretan.
ia adalah rumah indah untuk anak-anak kami ini (yang juga rumah kedua kami-kami)
biarkan mereka hidup di alam yang indah itu. seperti itu.
mereka lebih butuh buku, beasiswa dan 'bahan bakar' untuk mimpi mereka!
bukan turis!

jangan ambil apapun dari mereka, selain kenangan!


cinta,
pande
dps
june 08, 2010

lihat foto selengkapnya.

2 comments:

anggaramahendra said...

wah... nggak sabar untuk "pulang" kerumah sana... Siap untuk mendata setiap anak disana... Aq sepertinya akan bawa beberapa pasukan, termasuk Pinglan... :)

http://anggaramahendra.blogspot.com/

sederhana pagi said...

nia ikuut ngga...

Post a Comment