8:59 PM

Anak Alam Semarang

Selamat bergabung Rahma!

nama: Nurrahma kartikarini.
lahir di semarang 1988.
pendidikan. akuntansi undip 2007
hobi. membaca, menulis , jalan-jalan
yang disukai adalah alam dan masa kanak-kanak.

Anak-anak yang tumbuh bersama alam adalah kesempatan yang luarbiasa. namun sayang peluang itu menjadi tertutup atau hilang ketika mereka berhadapan dengan dunia luar dimana pendidikan juga dibutuhkan untuk masa depan. tumbuh bersama alam saja tidak cukup tanpa adanya ilmu pengetahuan. karena dengan ilmu pengetahuanlah kita bisa menjawab semua pertanyaan, berkomunikasi dan saling berbagi dengan bahasa dunia.

Untuk itu sangat disayangkan jika mereka yang tinggal di tengah alam,jauh dari perkotaan, harus kehilangan kesempatan menempuh pendidikan, kehilangan hak nya untuk memperoleh kehidupan dan kesempatan yang layak seperti yang lain.

Karena itu marilah kita ulurkan tangan. berbagi sedikit harapan,perhatian dan kesempatan untuk mereka. dengan begitu kita bisa bersama-sama membangun negara,menjaga dunia agar tetap pada hakikatnya.. bagian dari alam semesta yang lestari...

nothing special.. hehe... senang bisa membantu anak-anak yg berada di pelosok alam itu.. semoga kehidupan mereka bisa lebih baik dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan terbuka lebar ketika mereka dewasa nanti..


Sekamat Berkarya Rahma!

Salam,
Pande Putu Setiawan
4:54 AM

Anak Alam Duri - Riau

Nungki Agusti Singka, lahir di Duri-Riau 26 Tahun lalu. Memiliki Nungki bergabung dengan Komunitas Anak Alam merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kami. Memiliki hasrat dan kecintaan yang tinggi pada dunia anak-anak dan pendidikan bagi anak usia dini, di sela-sela kesibukannya bekerja di sebuah perusahaan internasional di Riau, ia masih menyempatkan diri untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial dengan caranya sendiri. Mengajar anak-anak tentang musik, bahkan pembacaan cerita.

Di ANAK ALAM, kami memberi kebebasan dan memacu kreativitas anak-anak muda Indonesia untuk mengerjakan kegiatan sosial yang mereka ingin lakukan dengan cara mereka sendiri, walau sederhana. Karena bagi kami, masing-masing orang adalah individu yang terbaik jika ia menjadi dirinya sendiri, dan selalu kami yakini tak ada yang sia-sia walau kecil.

Selamat bergabung Nungki! Selamat berkarya Kawan Anak Alam Duri.! Kami bangga padamu!

Pande Putu Setiawan
Pendiri & Ketua
Komunitas Anak Alam Indonesia

Aktifitas Nungki di Duri:







Photography: Nungki Agusti Singka
Contact Anak Alam Duri: nungki@anakalam.org
www.anakalam.org
4:52 AM

Komunitas Anak Alam Regional Sumba

Charni Meriel Lalala lahir di Waingapu, Sumba Timur tanggal 19 desember 1985. Saat ini masih kuliah di Universitas Udayana, Fakultas MIPA jurusan Matematika.

Sejak awak kuliah saya sangat senang menjadi sukarelawan mengajar di beberapa panti asuhan. Saya sangat senang bisa menolong adik-adik di panti,karena mereka tidak seberuntung anak-anak lain yang bisa membayar guru les privat.

Kemudian pada suatu saat, ketika saya pulang berlibur ke Sumba ( Patawang) saya melihat anak-anak disana lebih tidak beruntung daripada anak-anak panti asuhan tempat saya mengajar. Anak-anak di panti asuhan memiliki fasilitas yang cukup, pakaian yang bagus, permainan dan berbagai macam bantuan dari berbagai pihak. Tapi anak-anak di patawang TIDAK.

Melihat mereka, saya tergerak dan ingin melakukan sesuatu untuk mereka. "RUMAH BACA"... itulah yang biasa saya lakukan untuk mereka karena saya tidak punya banyak materi untuk menolong mereka ( mebelikan sepatu/baju). Rumah bacalah yang akan menolong mereka, bukan untuk membeli sepatu atau baju. Tapi Rumah baca akan membantu mereka melihat dunia diluar sana. Membaca akan menambah wawasan mereka.. Membaca akan memotivasi mereka.. Membaca akan menolong mereka meraih cita-cita..

Desa Patawang terletak di sebelah timur kota Waingapu ( ibu kota Sumba Timur) sebagian besar penduduknya adalah petani dan nelayan. Memang desa patawang tidak termasuk desa yang terpencil dan terbelakan, tetapi melihat kondisi anak-anak disana saya ingin sekali memulainya dari desa Patawang. Kalau Tuhan berkenan saya akan trus membantu anak-anak lain di desa-desa lain di Sumba dan Indonesia khususnya bagian timur.

Praise the LORD... aku menemukan KOMUNITAS ANAK ALAM... Bersama KOMUNITAS ANAK ALAM aku memiliki teman untuk mewujudkan mimpi-mimpiku. Aku tidak sendiri.. berbagi kepada anak negeri ini...

Selamat bergabung Charnie! Selamat berkarya Kawan Anak Alam Indonesia Timur!
Pande Putu Setiawan
Pendiri & Ketua
Komunitas Anak Alam Indonesia

Anak - anak alam Sumba:








Photography by: Charnie
Contact Anak Alam Sumba: komunitasanakalam@yahoo.com
www.anakalam.org
8:36 PM

Anak Alam Bali

(dikirim oleh Ibu Lia Johan melalui email ke alamat email saya.
pada hari Pendidikan Nasiona 2 Mei 2009).




Terimakasih untuk Tati, Lorraine (teman baru dari Melbourne-Australia), Pande, Jro, Gde, ibu Ni Wyn Kartini, bpk Mantri, bapak kepala desa Blandingan, bpk I. Kt. Sidin, S.Pd, bpk I. Md. Sujendra guru di SDN Blandingan, kec. Kintamani, kab. Bangli, dan terakhir tentu tak bias saya lupakan teman baru dari Jakarta, Susi.



Cuaca hari ini begitu cerah. Kami beruntung. Perjalanan menuju desa Songan Kintamani, mengunjungi proyek ANAK ALAM langsung ditemani pendirinya PANDE PUTU SETIAWAN, menjadi perjalanan yang sangat menyenangkan untuk jarak tempuh 2 jam dari Denpasar.

Pemandangan batu lava di sepanjang jalan, danau Batur dan gunung Batur yang elok di kejauhan, sungguh merupakan hadiah yang sangat mengesankan pagi ini. The mystical hidden valley, ... wow. Thank GOD!.

Akhirnya kami sampai di rumah orang tua Pande dan bertemu ibu Kartini and Pak Nyoman Sadia yang biasa disapa pak Mantri (beliau adalah pensiunan Kepala Puskesmas Pembantu IV Kintamani - dan pernah menjadi paramedis teladan Bali 1983). Rehat sejenak, kemudian sesaat kami berjalan melewati perkebunan bawang untuk melihat-lihat danau. Mereka memberi tahu saya, bahwa beberapa tahun lalu pesisir danau ini sangat bersih, masih berupa pasir hitam halus, tak seperti saat ini, berlumpur. Banyak sampah saya lihat, khususnya plastik bekas kemasan pestisida yang digunakan para petani setempat. ... Lol….

Puas memandang pemandangan danau yang indah, kemudian kami harus menuju desa Blandingan yang berlokasi di utara bukit, menggunakan sepeda motor dalam jalan menanjak yang hanya cukup untuk satu mobil saja, dan berliku-liku (membayangkan bagaimana nantinya bakalan turun, huh….). Berselang 15 menit perjalanan, akhirnya kami sampai juga di salah satu desa di gugusan bintang danu tersebut. Pertama kami menuju Kantor Kepala Desa Blandingan, kemudian dilanjutkan ke wantilan, dan berakhir di SDN Blandingan.

Setelah sejenak merapikan beberapa bungkus plastik sumbangan pakaian bekas, buku bekas dan alat-alat tulis yang kami bawa, kami memasuki ruangan guru, kami bertemu dengan para pengajar (kebetulan kepala sekolahnya sedang ada urusan luar). Pande mulai memperkenalkan kami kepada mereka, dan menceritakan beberapa program ANAK ALAM, diikuti dengan pemutaran DVD foto klip Anak Alam (sebuah dokumentasi foto yang ternyata sudah diambil oleh Pande selama 2 tahun dan tanpa mereka ketahui.. surprise…) kemudian dilanjutkan pemutaran film ANAK RIMBA Butet Manurung sahabat karibnya.

Dan pada akhirnya, kita membicarakan kegiatan-kegiatan yang ingin kami lakukan untuk anak-anak di Blandingan.

Kegiatan paling dekat adalah kunjungan 24 anak-anak Sekolah Dyatmika di Denpasar pada tanggal 14 Mei. Pande berencana menunjukkan DVD itu kepada anak-anak (membayangkan bagaimana bakalan ekspresi mereka...).

Lalu hal yang paling menarik dari diskusi yang pada akhirnya mencair itu adalah:
1. Masalah terbesar mereka adalah AIR.
2. Re: anak-anak, masih banyak tantangan, ketika orang tua mereka menaruh pendidikan sebagai prioritas kedua setelah membantu mereka bekerja di ladang-ladang pertanian,. (tomat, bawang, cabai, kol dan yang lainnya).
3. Re: KF program (Keaksaraan Fungsional), mereka membutuhkan dukungan pemerintah dalam pendanaan (insentif untuk memacu mereka datang ke sekolah, 3 kali seminggu masing-masing dua jam.) Selain itu, banyak diantaranya adalah orang dewasa, dimana mereka juga memiliki kewajiban lain yang harus mereka lakukan, yang pada umumnya adalah urusan ekonomi keluarga.

Berita baiknya adalah, akan ada angkatan pertama yang terdiri dari 40 anak mengikuti KEJAR paket B (sejajar dengan SMP) yang akan menyelesaikan program tersebut, dan akan mengikuti UAN pada bulan Juni ini, untuk kemudian melanjutkan kejar paket C (sejajar dengan SMA).

Menurut pak Ketut Sidin - koordinator sekaligus pengajarnya - pendanaan insentif program tersebut telah dihentikan entah karena apa. Saat ini pemerintah hanya mendanai buku dan transport.

Biaya yang dibutuhkan hanya Rp. 25.000 per bulan per orang. Dengan kondisi perekonomian saat ini, mereka tentu mereka menbutuhkan bantuan insentif ini agar masih bisa menghidupi diri!

Hal menarik lainnya yang juga merupakan bagian terbaik dan paling menginspirasi adalah, cerita bapak Made Sujendra (Sujin). Pada tahun 1953-1954 ia sekolah di SR (Sekolah Rakyat) di Bangli. Ia tak melanjutkan sekolah lagi hanya sampai pada tingkat 4, sementara salah satu teman sekelasnya saat itu, saat ini menjabat kepala LPM (Lembaga Pengembangan Masyarakat) UNUD: prof. Tegeh Suryadi.

Ia kemudian mulai membangun desanya, dimulai dengan ikut mengerjakan pembangunan gedung sekolah di desa Pinggan. Setelah itu ia memiliki ide untuk kemudian membangun sekolah di desanya sendiri Blandingan, mengajukan ke UPTD (Unit Penghubung Tingkat Dasar), kemudian Camat, dan Kadis Pendidikan Kabupaten Bangli.

Ia pun pada akhirnya kemudian diikutkan dalam pembangunan sekolah yang kami kunjungi saat ini. Bagi kamiIa adalah Pahlawana Pendidikan dari Blandingan. Selain itu, ia juga turut serta dalam pembangunan jaringan listrik dan jalan yang pada akhirnya men jangkau desanya saat ini. Ia adalah seorang LEGENDA HIDUP!

Inspirasinya adalah:

Jika pak Made Sujendra yang tak seberuntung kita dan hanya menyelesaikan pendidikan sampai kelas 4 SR saja MAMPU memberikan kontribusi membuat pendidikan bisa tersedia bagi anak-anak di desa-desa seperti Blandingan, Apa yang kita (yang beruntung memiliki akses pendidikan yang lebih tinggi) telah kerjakan?... Tentu, semua dari kita BERTANGGUNGJAWAB, dan ini adalah WAKTUNYA KITA, SEKARANG!



Lia Johan
Human Resources consultant, education observer and supporter.
Living in Denpasar Bali since June 2004.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
9:12 PM

Salam Anak Alam

Semua berawal dari mimpi kecil, ketika suatu hari saya menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar S2 saya, termasuk mendapatkan kesempatan pertukaran mahasiswa ke luar negeri, saya menyempatkan diri pulang. Tapi ada yang mengusik pikiran saya, setiap kali saya kembali pulang ke kampung halaman ibu saya, dan kamera poket saya merekam foto anak-anak ini, hati saya tak mampu bergeming. Alih-alih memilih bekerja di perusahan besar di kota besar, saya memilih jalan berbeda. Bahwa pada akhirnya saya menyadari, semakin tinggi tingkat pendidikan kita, semakin kita bertanggung jawab kepada mereka yang tak memiliki kesempatan yang sama. Kalau bukan kita, siapa lagi???

Ini adalah sebuah cerita nyata tentang kehidupan masyarakat marjinal dan terlewakan di sebuah 'Pulau Wisata Terbaik di Dunia', Bali. Dibalik gemerlap pariwisata Bali, ada sebuah kehidupan di kampung terpencil yang berjalan pelan, seperti biasa, begitu sejak dulu, tak pernah melihat dunia luar.

Sementara anjing jalanan disantuni banyak LSM, penyu hijau disponsori oleh banyak perusahaan dan di kota-kota didirikan sekolah-sekolah internasional, siapa mau peduli dengan anak-anak ini? Suara anak - anak ini tak pernah didengar, tertelan lemabh, tersapu angin.

Bagi anak-anak yang tinggal di desa Blandingan dan beberapa desa di bebukitan kaldera danau Batur - Kintamani, kehidupan bagi mereka sangatlah berbeda. Sementara anak-anak seumuran mereka bisa menikmati fasilitas pendidikan lengkap, gizi yang cukup, bermain play station, jalan-jalan ke mall, makan makanan cepat saji, ke salon setiap akhir bulan, mereka melewati keseharian dengan rutinitas yang sama, membantu orang tua untuk menambah penghasilan tambahan, bekerja di lahan pertanian, menjaga adik-adiknya, mengambil air dari bak yang berjarak beberapa kilometer untuk dibawa pulang, bermain dengan mainan sangat sederhana, atau berjualan makanan kecil keliling kampung.

Sejak momen yang menyentuh itu kami bermimpi suatu ketika kelak bagaimana caranya agar kami bisa membantu mereka sehingga memiliki kesempatan untuk melihat dunia luar seperti anak-anak yang lain, memberikan pengalaman hidup yang lebih baik, akses terhadap pengetahuan, meretas masa depan yang lebih layak. Dan dengan memulai hanya bermodalkan mimpi itu dan semangat, kami berharap mampu mewujudkan mimpi itu, tentu juga bersama kalian, meninggalkan jejak keringat kita bersama-sama! Berbagi kebajikan!

Atas nama anak-anak alam, kami mengucapkan terimakasih atas kepedulian kawan-kawan, donatur dan relawan yang telah memberikan sumbangsihnya selama ini.

Terima kasih,

Pande Putu Setiawan
Ketua Komunitas Anak Alam

9:04 PM

Bergabung Menjadi Kawan Anak Alam














Mari bergabung dengan Kawan Anak ALam yang lain, membuat perbedaan dalan hidup, membangun perpustakaan di kampung-kampung terpencil, mengajar, melakukan kemah kerja, menjadi sukarelawan. Keanggotaan PARA KALAM (Kawan Anak Alam) terbuka bagi anak-anak muda Indonesia yang memiliki kepedulian sosial, dan ingin mengabdikan diri untuk negeri.

Kawan Anak Alam adalah tulang punggung segala kegiatan-kegiatan kami selama ini. Karena kalian Komunitas Anak Alam telah menjadi komunitas anak muda Indonesia yang berkembang saat ini. Tanpa kalian, karya kita tak bakal pernah ada.


PARA KALAM:

Pendiri / Ketua
: Pande Putu Setiawan, S.T., M.M (31th)
Sekretaris : Ida Ayu Dyah respati, S.S (22th)
Koordinator Willayah Jakarta
: Ida Ayu Maharani, S.E (27th)
Koordinator Wilayah Jawa Barat
: Ana P. Dewiyana, S.E. (23th)
Koordinator Area Jawa Timur
: I Gusti Ayu Maharani, SPsi., MBA (26th)
Koordinator Wilayah Jawa Tengah
: Rahma Kartikarini (21th)
Koordinator Wilayah Bali
: I Kadek Didi Suprapta, S.Kom (27th)


Bagaimana Anda bisa bergabung?

1. Para KALAM (Kawan Anak Alam)
Bagi Anda yang ingin berbuat sesuatu kepada anak-anak alam dan masyarakat silahkan segera bergabung! PARA KALAM mendapatkan ID card, T-Shirt, dan Sertifikat, dan selalu diberikan informasi tentang semua kegiatan Komunitas Anak Alam. Setiap hari kami menerima puluhan anggota Kawan Anak Alam yang baru dari Bali dan seluruh Indonesia.

2. Volunteer / Sukarelawan
Ikut berpartisipasi menjadi volunteer (sukarelawan) dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas Anak Alam.

3. Sponsor / Donatur
Menjadi sponsor kegiatan-kegiatan Komunitas Anak Alam, sponsor biaya pendidikan anak-anak kurang mampu, melakukan aktivitas sosial perusahaan dengan mengundang anak-anak kurang mampu untuk ikut berpartisipasi.


"Aku percaya bahwa setiap individu mampu mebuat perubahan. Semua tergantung bagaimana masing-masing dari kita mempergunakan waktu sebaik mungkin untuk menciptakan bumi yang lebih baik.
- Mahatma Gandhi