6:27 AM

1 Tahun untuk 1000 Senyum

1st ANNIVERSARY ANAK ALAM, 14 Februari 2010
Sumbangsih kecil untuk negri secantik INDONESIA




Memo dalam rangka ulang tahun Komunitas Anak Alam yang pertama:

Bagi para pemuja cinta, kedamaian dan kesahajaan hidup seperti kami, -sepertiku- dan kini kita merayakan setahun Anak Alam adalah sebuah kejutan tak terukur. Hadiah tak terperi. Sudah barang tentu sejak awal ketika ia kami lahirkan, telah kami siapkan jalan untuk ia retas. Dan ketika kini ia tengah melewati tahun pertama, ada serta anak-anak kami sedang duduk tersenyum, dalam kesederhanaan pagi di Belandingan -sebuah tempat yang tak tercatat dalam peta ini- kami merasa haru, seperti ikut terlahir kembali: kali ini tersenyum, bukan menangis.

Menemani anak-anak bermain, mengajari mereka menulis, mengarang, menggambar, lomba pantun, membaca puisi, memupuk kepercayaan diri, bersama melihat masa depan, dan mengajak mereka bermimpi, tak ubah ia juga telah merubah kami, menyemangati kami, membuat kami harus terus bermimpi. Kalian ingat kata pepatah, bersihkan telunjukmu sendiri, sebelum mengarahkan orang lain.

Telah beberapa tahun aku menyelesaikan studiku di STT Telkom Bandung dan juga memperoleh kesempatan sekolah S2 di kelas internasional Magister manajemen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan dikirim belajar ke University of Victoria, British Columbia, Canada, (dan sedang menunggu beasiswa S3), aku telah merasa beruntung. Dan jika kita telah mendapat apa yang dicari, lalu apa yang belum? Jawabnya: memberi. Ketika kini aku bisa memberikan apa yang telah aku cari itu untuk anak-anakku, aku merasa beruntung untuk yang ke sekian kali. (lalu apakah keberuntungan itu adalah sebuah kebetulan, aku tak tahu. :))

Sekarang jika kau lihat dan tanya aku, “sepertinya tampak mudah, tu…”, maka tak panjang pikir, aku jawab “TIDAAAAKKK…..”. Semua tak mudah. Sekolah butuh biaya, waktu, tenaga. Sementara bekerja sosial identik dengan pekerjaan orang-orang aneh bin gila. Ya, alasan pertama kau tak digaji, alasan kedua orang tuamu pasti akan marah-marah, alasan ketiga tentu juga ‘calon mertua’-mu sama marahnya. Alasan terakhir kau tak gagah pakai jas, safari, atau pakaian seragam.

Belum lagi banyak hal-hal yang tak kau prediksikan terjadi dalam kegiatanmu. Tapi begitulah, jika kau tak mengambil resiko, kau tak hidup. Karena hidup ini saja sudah merupakan sebuah resiko, akan mati.

Dalam perjalanan awal Anak Alam, terpaksa ia tak dapat kasih sayang penuh :)... Sejatinya aku bersedih, sangat, ketika harus meninggalkan Anak Alam saat itu untuk bekerja di Ubud, aku juga harus isi perut, mengorbankan ‘passion’, untuk beberapa lembar uang. Dan ketika hari ini anak kecil yang bernama Anak Alam itu telah tumbuh penuh cinta, aku pun kaget.

Aku bangga, disampingku banyak anak-anak muda Indonesia berdedikasi lain yang telah membantu menyusui, memberi makan, dan meluangkan waktunya untuk membesarkannya bersama-sama denganku. (tanpa kalian karya kami tak kan pernah ada, guys….)

Dan jangan pernah ragu, seperti juga apa yang harus aku yakini, bahwa sekumpulan kecil warga negara yang berdedikasi itulah yang selama ini bisa membuat perbedaan. Kita telah lakukan kan? Inilah sumbangsih kecil kami untuk negri secantik Indonesia. kecil saja. Sederhana saja. Sesederhana pagi.

Kami dengan bangga dan tak malu harus berkata bahwa kami tak memiliki kantor besar, donatur besar, mobil dinas, atau struktur organisasi yang ribet. Dengan modal dari kantong sendiri kami bekerja. Mengerjakan hal-hal kecil tentu dengan cinta yang besar, dan dengannya kami memberi diri selama ini.

Anak Alam bukanlah organisasi eksklusif dengan list keanggotaan yang ribet. Kita adalah para pejalan kaki yang melintas dan berjalan di jalan yang sama. Saling memikul beban, saling memantik harapan, saling berbagi cinta.

Kami bangga menjadi penduduk bumi, tentu bangga memberi sesuatu -yang baik tentunya- untuk bumi. Kami bangga menjadi 'anak muda indonesia', tentu bangga memberi sumbangsih kecil untuk negri cantik ini.

SELAMAT ULANG TAHUN KOMUNITAS ANAK ALAM
jagalah bumimu, cintai anak-anakmu.


Terimakasih tak terperi untuk kawan-kawan anak alam.


Salam anak Indonesia,
Salam anak alam,

aku ada diantara mereka


Pande Putu Setiawan
Ketua
Komunitas Anak Alam
www.anakalam.org
samsarik@yahoo.com
0817265028

Sekilas anak alam 2009-2010
Bangun, Buka Mata, Lihat Dunia TM
Beasiswa Anak Alam
1 camera for 1000 smiles TM
Cerita Surat untuk Indonesia
Green Camp Bersama Anak Alam
I am Not A Plastic Island TM
Kembang Api di Atas Kampung Suci

0 comments:

Post a Comment