8:05 AM

Kartupos dari Surga: Ayahku Seorang Dangka

Ayah saya bernama: Dangka Seri Ranta, 62 tahun. Ibu saya bernama Dangka Serati, 59 tahun
Saudara-saudara saya adalah: (1) Ni Made Seri Gati, 23 tahun. (2) Ni Nyoman Kantun Lastri, 20 tahun. (3) Meninggal. (4) I Wayan Mara, Umur 14 tahun.

(seperti apa yang ia tulis dalam selembar kertas dengan tulisan tangan.)

I Wayan Mara


Ayah/ibu saya bernama Dangka. Seorang penangka harus meyakinkan keberadaannya. Bapak saya disuruh jadi penangka biar ada yang mengurus saudaranya yang dulu sudah meninggal. Dan seorang penangka juga pernah dipanggil sebagai jero. Tugas orang tua saya sebagai menata para resi, sebab dia yang pantas menata para dewa.

Saya anak dari kedua orang tua itu saya harus menghormati orang tua saya. Tetapi saya pernah melanggar orang tua saya karena saya sangat tidak senang jika saya dibilang mengambil uang ibu saya.

Saya berkeluarga sebanyak delapan orang, tapi meninggal sebanyak 3 orang. Jumlah keluarga kami masih 5 orang. Bapak saya sudah sangat tua. Bapak saya pernah pergi ke ladang untuk memberikan sapi makan. Jika sapi sudah makan bapak saya juga memanggil ayam.

Ibu saya seorang petani tapi saya ingin mencari uang untuk kedua orang tua kami. Tapi aku masih sekolah. Saya pulang dari sekolah aku pergi ke ladang buat orang tua kami. Sesudah di ladang saya memanggil orang tua, aku ke ladang untuk memberikan ayam makan dan sapi makan. Saya bercanda bersama orang lain: sudana.

Kakak saya jarang menemui kedua orang tua kami karena kakak saya mencarikan bapak/ibu uang. Bapak saya pulang dari ladang sesampai di rumah dia tidur. Saya tidak punya kakek. Karena kakek saya sudah meninggal. Saya ingin mempunyai kakek tapi sudah lama aku tidak dapat melihat kakek. Karena pada saya lahir kakek saya sudah meninggal dan nenek.

Aku masih sekolah di songan kelas 2 smp.saya tinggal di rumah bertiga. Saya tinggal di rumah saka 12. saya tidur bersama teman saya, di sebelah bapak/ibu saya. Saya mempunyai dua lemari sudah cukup untuk mengisi ruangan rumah saya. Lemari saya ini dibelikan oleh kedua kakak saya.

Tapi kakak yang pertama masih tinggal di denpasar. Dan kakak saya sudah menikah dia punya anak satu. Aku ingin menjenguk anaknya yang tinggal di buleleleng.

Kelak nanti aku ingin menjadi guru.


ini puisi ditulis oleh I Wayan Mara di balik lembar tulisan diatas:

Mawar Merah.......

Oh.. mawar merah engkau sangat indah dan wangi
bagaikan rumah yang memakai pewangi
tetapi lebih wangi dari pewangi
engkau makin lama makin wangi
pasti orang orang suka padamu

terimakasih.

(what a beautiful writing, isn’t it?)

love,
pande
note: sepertinya Mara berbakat menjadi penulis..?? :)

0 comments:

Post a Comment