7:39 AM

Duduk dan Bercakap-Cakap dengan Lelaki Penjual Pulau

:untuk Cok Sawitri


di pulau itu,
disitu sekarang banyak orang datang,
berbondong-bondong untuk menetap dan tinggal,
kau bisa beli apa saja:
tanah,
air,
sungai,
danau,
pantai,
tebing,
jurang,
bukit,
tentu:
pulau.

kau bisa bangun apa saja
villa,
resort,
resto,
club,
tempat dugem,
apartemen,
ruko,
mall,
bioskop,
kebun binatang.

tentu kau bisa lakukan apa saja,
sesuka hatimu,
seisi kantongmu.

di pulau itu
sekarang banyak:
buaya,
gajah,
copet,
maling,
pemabuk,
wanita jalang,
tentu kawanmu si pembeli pulau.

sekarang kau kaya raya De,
punya uang milyaran,
kau pongah,
kau lengah,
kau punyah,

kau beralasan:
"Hidup hanya sekali Tu,......."
"nikmati."

nah,
jika saja semua berpikiran seperti itu.
walah,
(ibu bumiku kan ditelanjangi tak karuan)

nah,
sekarang kau bisa beli apa saja:
jabatan,
perempuan,
gelar,
mobil mewah,
rumah mewah,
blackberry,
pembantu,
sopir,
pujian.

sejak pagi itu,
kau bilang,
kepalamu sakit.

"ada apa De?"

terkena stroke,
tekanan darah tinggi,
migran sebelah,
kolesterol tinggi,
serangan jantung,
insomnia,

"kenapa lagi De?"

kebanyakan minum,
kebanyakan duduk,
kebanyakan dugem
kebanyakan kelayapan
kebanyakan makan

(sementara di luar: banyak yang kelaparan,
dan tak punya tempat untuk tidur ini malam)

lalu kau bawakan kami:
investasi,
agama,
budaya,
buaya,
gajah,
biawak,
unta,
macan,
singa,
ikan piranha,

(kami tak butuh itu De)

Btw De,
: thankz to sell my homeland!
terimakasih telah menjual pulau kami ...

we are all hell sick!

(nanti anakku tinggal di mana?)

pulau: ketika lugu dan bersahaja kala itu

Salam
Pande
malam ini
trims telah tak peduli...

0 comments:

Post a Comment