7:11 AM

pariwisata bu (d) aya! (the confuse paradise)


welcome!


Jangan kaget ketika suatu kali anda sedang melintas di jalan raya di daerah Taro-Ubud dan tiba-tiba di depan anda ada seekor gajah melintas. Ya, anda sedang ada di Bali, bukan di Afrika atau India.

Coba sesekali Anda perhatikan berapa banyak pulau ini telah disesaki kebun binatang: ada taman reptil dan buaya, taman gajah, taman burung, kebun binatang, taman binatang, (malu ah sebut nama kan kalian udah tahu semua) belum lagi hutan kera di Sangeh, Alas Kedaton, Mongkey Forest Ubud. Atau masih ada Kebun Raya Bedugul yang jarang dikunjungi wisatawan asing. mmm.... dan masih ada yang lebih menyedihkan adalah Taman Budaya (Art Center) malah kita lupakan dan telantarkan. Ia hanya menjadi pasar malam pada waktu-waktu tertentu saja yaitu saat-saat Pesta Kesenian Bali digelar, atau saat-saat konser musik rock, dangdut, pop, dll.

Gajah-gajah dikirim ke Bali, macan juga, unta, ular phyton, siamang, orang utan, buaya, burung elang, dll. (barangkali mau jadi Afrika?). Okelah, itu kan salah satu sarana yang bisa menarik wisatawan dan memberikan lahan pekerjaan. Tapi burung-burung jalak Bali dicuri dan dijual. Hutan Bali Barat dibabat pembalak liar. Hutan di bukit Kintamani dibabat tanpa dipedulikan. Hutan di Bedugul juga tidak jauh beda, tak ada yang dibiarkan perawan.

Welcome to Bali sir.....! Apakah pariwisata Bali merupakan pariwisata budaya? Atau pariwisata Bingung!? Entah apa yang akan dijadikan ciri khas Bali: alam, petualangan, budaya, atau....buaya? Tuh kan, uang telah menjadi tuhan dan tuan, dan kita telah jadi budak. uang bisa merubah segalanya, termasuk kebijakan pemerintah. termasuk karakter. termasuk jati diri. termasuk apa saja. Uang yang masuk ke kantong jauh lebih penting daripada studi kelayakan dan kebutuhan. Selama itu menghasilkan uang buat kas daerah atau kantong ’.......’ , apa saja kemauan investor akan dituruti tanpa pertimbangan yang matang. Mungkin saja masih ada puluhan taman-taman yang lain yang sedang antri sedang mengajukan izin dan ingin segera dibuat. Dan pada akhirnya Bali selain disesaki orang dan motor juga kini disesaki binatang. hem......

Mau nyontek Singapore Zoo dengan Night Safari-nya? Atau Bali kekurangan obyek wisata lain sehingga harus mencetak obyek-obyek baru terus? Sedangkan obyek yang lain masih perlu diurusi dan dipromosikan dengan baik.

Boleh aja sih, perhatikan bahwa negara lain memang tidak memiliki atraksi dan tempat wisata selengkap Bali sehingga mereka harus mencetak apa saja yang mereka mau cetak. Sekali lagi, Bali sebenarnya sudah punya semuanya, tapi masih saja kita bingung. Atau karena punya kebanyakan itu yang membuat kita bingung?

Tampaknya tak bisa mem-foto-copy strategi negara lain lalu kita pakai di tempat kita tanpa perhitungan. Kalau mau mencari Gajah barangkali petualangan liar Afrika lebih baik? Lalu kalian bilang.... ”Ya kan biar lengkap di Bali semua ada...Tu...!” Oke deh. Apa mau loe. :) Apa lalu biar di Afrika lengkap, mereka minta kita kirim penari legong juga ke situ. Atau dikirim penari kecak. atau dikirim ayam betutu? Katanya yang jelas hingga memiliki ciri khas? Memangnya mereka datang ke Bali ingin melihat apa? Bukannya pantai, alam, budaya, adat-istiadat, keunikan Bali. Apa itu definisi positioning?

Sehebat-hebatnya gajah di Bali, masih lebih hebat gajah di Waikambas atau Thailand. Sekuat-kuatnya unta di Bali masih lebih kuat unta di Afrika sana atau Mesir. Jangan terlalu memaksakan diri.

Sesekali aku jalan di Ubud (asia's best city 2010 versi majalah conde nast traveler) dimana setiap hari ada pentas tari di wantilan, panggung-panggung tari di seputaran ubud termasuk Puri Peliatan dan di Puri Ubud dan beberapa balai banjar. Sanggar-sanggar tari berkembang dan anak-anak muda diajar mengenal budayanya sedari kecil.

Melihat ekspresi wisatawan yang menontonnya. Aku teringat ketika dalam satu kesempatan berdecak kagum melihat tarian tradisional yang ditarikan oleh wanita-wanita cantik dengan pakaian tradisionalnya yang eksotis di Laos. Begitu juga melihat para wanitanya masih mengenakan pakaian tradisional dalam kehidupan sehari-harinya termasuk ke sekolah. Kuil-kuil megah yang masih terawat dengan baik. Itulah yang menjadi daya tarik dan kelebihan mereka. Itulah yang buat aku terkagum. Budayanya. bukan yang lain.

Walau harus aku akui sawah, jurang dan hutan di Ubud kini sudah dikepung villa-villa. Begitu juga pantai-pantai Bali yang indah telah dikepung abrasi, pencemaran limbah, pengurukan, dan pengrusakan terumbu karang, tentu resort-resort mewah. Masih banyak hal lain yang membutuhkan investasi.

Alam Bali adalah sebenarnya harta berharga Bali selain budaya. Tanpa budaya tak ada peradaban. yang ada hanya perbudakan. Budaya adalah budi dan daya. tanpa budi manusia menjadi binatang. tanpa daya manusia hanya badan berjalan.

Berpikirlah lebih panjang ketika mengambil sebuah kebijakan, jangan hanya karena kepentingan sesaat lalu mengesampingkan hal-hal yang lebih besar dan manfaat untuk Bali secara keseluruhan.

Perhatikan sekarang data-data kunjungan wisatawan ke masing-masing kebun binatang tadi? Akhirnya akan sama-sama semaput! Segmen wisatawan penyuka petualang itu diperebutkan oleh masing-masing kebun binatang yang memberikan sesuatu yang hampir sama, burung, ular, macan, dll. Dan jangan sampai akhirnya karena itu perang harga dan tidak bisa menutupi biaya operasional bulanan. Dan akhirnya bubar. meninggalkan alam dengan ekosistem yang tak alami lagi.

Bagaimana kalau yang dibuat yaitu penangkaran penyu, taman wisata terumbu karang bawah laut yang alami, wisata pedesaan yang masih alami, bukankah itu yang lebih dibutuhkan BALI? Atau memikirkan promosi wisata yang lebih gress. memikirkan website pariwisata yang lebih fresh. Memikirkan tempta-tempat wisata yang masih perlu ditata. memikirkan penggerusan pantai dan tentu budaya. Walau bukan berarti saya menolak kebun binatang itu semua. Silahkan. Hanya mengharap sejenak kita duduk, menikmati sesesap kopi, nenatap mentari pagi atau senja, dan sama-sama BERPIKIR lagi.

Bagaimana dengan Taman Budaya kita? Masih adakah yang memikirkannya? Akankah ia dijadikan taman buaya? Atau tempat 'buaya' darat pacaran saat malam? :)

Welcome sir!
Welcome to Bali!


copyrighted:
pande
bali
malam ini

bali is flowing in my blood.

2 comments:

Unknown said...

ubud is a romantic place on the earth. i went there with my parents in summer vacation. and stayed in boutique hotels in bali
. it was a wonderful experience going there.

Pande Putu Setiawan said...

hi manfred. we hope that ubud is still traditional not ruined by mass tourism, hotels, villas, resorts, spas. anyway i love ubud too.

Post a Comment