6:06 AM

Syuting Homestay Trans 7 di Belandingan



Sore itu di Ubud, HP-ku berdering, tampak di layar adalah no. awalan +6221xxxxxxxx. "Pak Pande, saya Nita dari Trans 7, saya mau mengadakan syuting untuk tayangan program anak-anak HOME STAY kami minggu Depan di Bali. Bolehkah saya melakukannya bersama anak-anak alam?"

Wah itu betul-betul sebuah surprise. "Tentu, tentu mbak Nita, tentu….." tanpa pikir panjang lagi aku mengiyakannya. “Apa saja yang harus kami siapkan, kapan pastinya pengambilan gambar dilakukan agar saya bisa beritahu anak-anak?” Dan kami menyambung percakapan dengan membicarakan detil program mereka selama syuting.

Keesokan harinya, aku berangkat ke Belandingan dengan sumringah. "Heiiiiiiii,… kalian bakalan masuk TV." Anak-anak kaget ketika aku beritahu mereka tentang hal ini pagi itu. "Ya, kita akan disyuting Trans 7 minggu depan." Berhubung anak-anak tak terlalu banyak mengenal acara HOME STAY, maka aku katakan "Akan ada syuting BOLANG di Belandingan." Mereka semua tampak bersemangat dan berteriak. Hiyaaaaa…………

Seminggu itu waktu serasa berjalan sangat lambat bagi mereka. Aku jadi inget lagu KD 'menghitung hari’'hehe….

*

Kru Trans 7 tiba dari Jakarta di Bali 3 hari lebih awal dari skedul syuting. Malam itu mereka menginap di bilangan Legian-Kuta. Sehari setelah kedatangan mereka, aku diundang untuk bertemu mereka di Seminyak, kebetulan aku sedang ada pertemuan di villa Richard Piscioneri fotografer sekaligus project leader untuk program ‘1 camera for 1000 smiles’ anak alam. Kami sepakat untuk bertemu disana. Mereka datang lengkap, ada reporter mbak Nita dan Dewi, serta kameramen Mas Anto dan mbak Wulan. Malam itu kami berkenalan sembari ngobrol panjang, menyantap makanan kecil, hingga malam pungkas, kami bergegas pulang.

Dua hari berikutnya, mbak Dewi beserta aku melakukan survey awal untuk bertemu dengan bapak Wayan waris, kepala desa belandingan dan anak-anak di Belandingan, sekaligus melakukan casting untuk mencari dua orang talent lokal yang bisa berbahasa inggris. Akhirnya kami menemukan Nyoman Puspasena dan Wayan Naris yang akan menjadi si-bolang dari Belandingan.

Kenapa harus yang bisa berbahasa inggris? Karena program HOME STAY ini adalah sebuah program anak-anak Trans 7, melengkapi beberapa program anak-anak semacam BOLANG yang sudah ada lebih awal. HOME STAY menampilkan talent bule dan lokal dimana tujuan program ini nantinya adalah mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak melalui percakapan-percakapan yang terjadi anatara talent anak-anak bule dan lokal di acara ini. Siang harinya kami kembali ke Legian untuk persiapan syuting keesokan harinya.

*

Ini musim hujan jadi kami agak ketar-ketir juga jika saja hari ini hujan turun, namun sepertinya nasib baik berpihak kepada kami. Cuaca cerah dan kami bersiap berangkat ke belandingan pagi-pagi sekali dengan 2 buah mobil beserta kru TV, aku dan Richard ‘fotografer’ ikut serta.

Kami melakukan pengambilan gambar selama dua hari dengan aktifitas permainan tradisional jolagan, memanjat pohon nangka, memasak godoh nangka, memasak nasi jagung, menangkap ikan, memasak ikan dan makan bersama.

Dua hari yang memberi kenangan tak terlupakan khususnya untuk nyoman puspasena dan wayan naris yang dipilih menjadi ‘si-bolang’ dari belandingan, tentu wajahnya bakalan masuk TV dan ditonton banyak orang.

Untuk melengkapi note ini, puspasena menuliskan kesan-kesannya saat syuting dan menjadi si-bolang, kepadaku. (silahkan lihat disini.)

Beberapa minggu berlalu, hingga kini, mereka semua masih hafal kata-kata: “CAMERA, ROLLING, ACTION…” bahkan saat hanya aku foto mereka dengan kamera digital saja. Dasar anak-anak. Huh………



love,
pande
belandingan, jan 21
nanti saat tayang, kita ‘no-bar’ di balai desa..:)

1 comments:

feny nurul said...

yang namanya jack itu bule asal australia ya ? boleh minta foto dan twitter/fb nya ga ?

Post a Comment