2:58 AM

Aku Tinggalkan Cintaku di Tunon

4/5/10
07.45 wita

Fyuh..akhirnya sampai juga aku diparkiran asrama hari ini, setelah perjuangan melelahkan ku tadi malam melayani wanita-wanita tak berdaya di Rumah Sakit. Aku menuju kamar setengah berlari sambil menelpon Radha mengingatkan dia pada janjinya hari ini dengan ku. Jarum jam di tangan ku sudah mendekati pukul 8.00..huaks..aku tidak mau telat hari ini.

Kemarin Bli Pande sudah memastikan pada ku, 65 buku (kiriman cinta..he…) teman-teman ke project 1 buku untuk 1000 mimpi, akan kami kirimkan ke Banjar Tunon, hari ini. Untungnya aku sudah mempersiapkan yang harus aku bawa hari ini. Aku mandi alakadarnya (setelah dimarah sama teman-teman sekamarku karena berniat tidak mandi..hehe..) lalu mengangkut semua yang ada di tas ku. Untungnya lagi si “Jupe” motor bapakku (he..) ngga rewel hari ini, walau pagi ini belum sempat ku panaskan, langsung ku paksa menggangkut beban badan ku (maaf y jupe :D) ditambah badan Radha ngebut (ala NIA) ke tempat Bli Pande.

Setelah menunggu Bli Pande mandi (untungnya mandinya cepet…cepeeet banget…hihi..) perjalanan di mulai. Menyusuri Denpasar-Gianyar yang agak lengang hari ini (ini hari apa y??). jalan yang kita lewati ini sebenarnya sering aku lewati setahun yang lalu, waktu kampusku menugaskan ku melakukan PKL di Singapadu. Kenapa aku baru ingat sekarang ya?? Aku sama Radha jadinya ngegosip ga jelas mengingat kenang-kenangan kita setahun yang lalu di Desa itu sepanjang jalan.

Melewati banjar Samu, Singapadu (daerah kekuasaan ku setahun lalu..hihi..) kita belok ke kanan menuju Banjar Tunon. Hhmmm….aroma pedesaan mulai terasa. Kemarin waktu dikabari kita akan mendistribusikan buku ke Ubud, aku berpikir daerah Ubud itu isinya tempat wisata semua. Villa mewah, restaurant dan art shop di sepanjang jalan. Ups…tidak seperti yang aku lihat hari ini. Aku lebih tercengang lagi saat motor Bli Pande di depan ku membelok ke arah jalan tanah yang kecil, agak basah dan licin bekas hujan. Disekitar jalan hanya ada rerimbunan pohon. Oh no… aku sedikit tidak percaya yang di depan ku ini beneran Bli Pande, jangan-jangan aku mengikuti seorang penjahat yang ingin berniat jahat pada ku dan Radha….hehehehe…. Tapi keraguan ku hilang saat kita sudah sampai di sebuah rumah yang banyak anak-anaknya.

Seperti cerita Bli Pande pada ku, Ini rumah ibu Dayu. Beliau mendirikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Lingkungan Puri Damai di rumahnya. Rumah ini sangat menyatu dengan alam. Kemanapun arah mata memandang kita bisa melihat pohon. Kedatangan kami disambut oleh anak-anak, para guru dan Eci anak bu Dayu. Sayangnya bu Dayu sedang tidak ada karena bekerja.

Syukurlah kami tidak terlambat karena anak-anak belum pulang. Bener kata Bli Pande “Adrenalin ku meningkat saat melihat anak-anak” itu juga yang aku rasakan. Mereka membuatku grogi melebihi saat aku mengahadapi dosen-dosen ku. Saat Bli Pande menyuruhku mengenalkan diri, fuh… aku mengingat-ingat cara guru TK ku dulu mengajariku…hmm..hm…dam!!(
tidak ingat!!!!). yup..alahasil.. Berkomunikasi dengan anak kecil rumit juga. Kayaknya mereka agak bingung mendengar perkenalan ku. Untungnya ada Bli Pande yang mengajari ku..he…setelah perkenalan ku (yang cukup melelahkan) gilran aku yang mendengar perkenalan dari kawan-kawan kecil ku ini. Gaya malu-malu mereka membuatku gregetan (kalau saja ga ada bu guru dan orang tua mereka disana, bisa aku culik satu anak itu saking ngegemesinnya..hehehehe)

Selanjutnya kami memberikan buku-buku (kiriman cinta) dari kawan-kawan anak alam pada mereka satu per satu. Ada satu anak yang menarik perhatianku. Dia tidak ikut perkenalan tadi. Saat aku dekati dia bersembunyi ketakutan di belakang ibunya. Namanya Dika. Ibunya bercerita pada ku, bahwa anak ini mengalami trauma pada setiap orang asing yang datang mengunjungi sekolah mereka. Karena dulu pernah ada seorang bule datang berkunjung ke tempat itu memakai kostum monyet. Tukan…Bli Pande si bilang “kita semua adalah monyet”..jadi Dika takut..hehehe… Aku mengingat lagi cara guru TK ku merayuku dulu..hmm…aku kerahkan semua rayuan pada Dika..hingga dia mau menerima buku dan mendengar sedikit cerita ku tentang buku itu. Yes….!!! Hahaha… aku bisa..walau wajah Dika agak sedikit terpaksa..hehe… (maaf ya sayang,,,:D)

Wajah anak-anak ini begitu berseri-seri saat melihat-lihat isi buku. Walaupun sepertinya tidak semua mereka mengerti isinya. Seperti anggukan seorang anak bernama Pink saat aku bertanya setelah membacakan sedikit cerita Peri Salju kepadanya “Pink mau jadi Peri Salju??”. Anggukan yang tulus…
Selamat bermimpi dik…



Kakak akan datang lagi membawa mimpi-mimpi yang baru pada kalian….

Kawan,…1 buku yang kalian kirimkan telah menjadi mimpi untuk anak-anak ini….

Kami harap kedatangan kami pada mereka juga akan menjadi mimpi mereka malam ini…

Hhhhh…aroma-aroma cinta telah ku sebarkan hari ini….

love,
Nia
project leader 1 Buku untuk 1000 Mimpi Komunitas Anak Alam

0 comments:

Post a Comment