7:45 AM

Semawang Pagi Ini

"kami telah cukup merasa kaya,
oleh mentari hangat pagi ini!"



Menyentuh kembali empuk pasir pantai Semawang setelah lebih dari 2 tahun terkahir kali meninggalkan jejak kaki di atasnya adalah hadiah yang tak terperi pagi ini. Apalagi kali ini kawan-kawan Anak Alam tampil hampir komplit. Maka lupakan sejenak kulit gosong karena matahari, pagi ini terlalu indah untuk tak dijamah.

Mengenang kembali kala itu - selesai kulaih - memilih untuk bercengkerama bersama alam sejenak daripada memilih langsung mencari kerja (bayangin puluhan tahun bersekolah pakai seragam, masa langsung kerja dan pakai seragam lagi...), membantu teman-teman di pantai menyewakan kano, menyewakan kursi buat berjemur, membantu mengangkat kano-kano itu kemudian ketika sore menjelang, menunggu pedagang lumpia lewat, atau jagung bakar, mengisi senang, mengisi rindu yang lama tertahan.. Sungguh terbalaskan.

Kini, dalam rutinitas sehari-hari yang cukup melelahkan, akhir pekan adalah saat-saat yang tentu kami juga tunggu, sepeti juga kalian. Keluar dari rutinitas pekerjaan, keluar dari kemacetan, keluar rumah, keluar dari ruangan kantor yang dikelilingi 4 tembok dan satu pintu. Kami telah mendaki bukit kemarin lalu. Kami telah melintas danau sebelumnya. Kami telah bermain di parit sawah minggu lalu. Tentu, pantai adalah pilihan yang logis hari ini.

Tema akhir pekan kami minggu ini "Wariskan Pantai Yang Bersih untuk Anak-Anak Kita." Sebuah pesan sederhana saja, sebuah pesan yang tulus dari hati, dan juga sebuah pesan yang 'mungkin' saja sangat susah untuk kita wujudkan. Sebuah tanda cinta dan kenangan kami akan keindahan masa lalu yang tak terukur itu.

Pantai semawang, dulu, sangat sederhana sekali. Mungkin kau masih ingat, di trotoar pinggir pantai, kala itu banyak kafe-kafe lokal, toko souvenir kecil, warung nasi bu Putu, Warung rujak Bu Made, banyak dagang lumpia wara - wiri, sate penyu (maaf dilarang), jagung bakar, bakso... Sembari menunggui kano teman-teman, tentu bermain volly di siang terik, dengan kacamata hitam, telanjang dada, serasa tak bakalan ada beban saja hidup ini hehe... Dan hiburan temen-temen cewek yang kemudian ikut bermain volly bersama-sama kami. wah,.. what a life? kami punya banyak teman dan bahkan keluarga baru di tempat ini.

Kini, hari ini, pantai bukan lagi tempat yang layak buat kita dan anak-anak kami bermain. Pantai bukan lagi tempat yang nyaman lagi untuk kami lintasi. Semua areal pantai telah dibeli investor, maaf lagi semua kenangan itu kini rata dengan tanah, menyisakan puing-puing dan tembok seng mengitari area pesisir pantai.

Walau tentu, sebagian dari kalian yang lain:
1. Terus tak peduli.
2. Menjadi penonton.
3. sebagian lagi tertawa.
4. yang lain balik merusak. (fiuuh....)

Sejatinya kita semua sudah bebal. manusia telah menasbihkan dirinya sebagai 'binatang' paling buas di bumi. (karena memiliki akal). Tak lagi ada 'cinta' tulus akan alam, kehidupan yang indah ini, dan juga anak-anak kami yang baru saja tumbuh dan melihat dunia.

Kelak ketika semua tanah ini telah dibeli, dan dibangun resort mewah di atasnya, tak ada lagi pantai untuk kami jejaki, tak ada lagi jalan bebas untuk kami lintasi dan tempat untuk memarkir kendaraan, maka aku menjadi orang asing, 'alien' di tanah ini.

Kalian lihatlah laut yang indah biru bening ini?
Kalian rasakanlah empuk pasir putih pantai ini?
Kalian rasakanlah hangat mentari pagi?
Kalian nikmatilah hembusan angin laut!
Keluarlah sejenak, lihat alam yang indah ini.
Apa kamu ingin memilikinya sendiri?

Dengan akal seharusnya kita lebih beradab, tapi kita malah semakin buas!

Sepantasnya, pantai menjadi tempat yang nyaman buat anak-anak kita bermain pasir. Sepantasnya pantai menjadi tempat yang nyaman buat burung tekukur mencari makan dan binatang lain sekedar meregangkan badan.

Semawang, telah membesarkan saya dengan caranya sendiri. Mungkin juga kalian. Ia telah mewariskan dalam benak saya 'cinta' alam bersahaja yang begitu indah. Kalau kalian pahami, kesederhanaan adalah puncak keindahan duniawi, maka ada baiknya biarkanlah ia seperti itu.

Biarkanlah ia indah. Akankah kita mewariskan keindahan yang sama untuk anak-anak kita???
Pantai ini telah menjadi pertanda.

(Waktu akan memberi jawab!)


Selamat Berkarya!


Pantai Semawang, 7 Sept 2009.

Salam Anak Alam,

Pande Putu Setiawan
Ketua
Komunitas Anak Alam
p: 0817265028
e: samsarik@yahoo.com
w: www.anakalam.org

terimakasih: Dika,Charnie, Gde, Ochan, Ria, Winda, Ayu, Dewi, Echa, Gus, Heri, Ngurah, Dadap yang telah ikut berbagi pagi. Tx buat kawan anak alam yang lain yang tak bisa datang minggu ini. Masih banyak kegiatan buat kalian tentu juga anak-anak.




"Kehidupan membutuhkan tempat dimana alam tak di atur oleh tangan-tangan manusia. Biarkan ia seperti idu adanya: sederhana - indah! Tangan kita terlalu kasar untuk wajah lembutnya."
~Author Unknown

0 comments:

Post a Comment