8:23 AM

Kembali Ke Alam: Usadha Puri Damai - proudly supported by Komunitas Anak Alam




"mengembalikan alam kepada manusia, sekaligus memberdayakan alam bagi kehidupan manusia."


Usianya sudah mendekati kepala lima. Namun, penampilan wanita bernama lengkap Ida Ayu Rusmarini itu masih terlihat bugar dan energik. Kentara, ia tipe wanita yang peduli merawat tubuh, senantiasa menjaga penampilan. ”melinggih dumun nggih, tiyang kari wenten pasien (duduk dulu ya, saya masih ada pasien),” sapanya ramah saat SARAD berkunjung ke kebun agrowisata Usadha Puri Damai miliknya, yang berlokasi di Banjar Tunon, Desa Singakerta, Ubud Gianyar.

Kebun seluas 1 hektar itu terasa sejuk dan rindang, ditumbuhi berbagai tanaman herbal, berkhasiat obat. Tampak di antaranya pohon pace (mengkudu), Mahkota Dewa, Belimbing Wuluh, Kecibling dan masih banyak lagi.

Tak berapa lama, sang empunya kebun keluar, menghantar pasiennya yang seorang bule. ”Ia menjalani terapi pijat untuk memulihan daya tahan tubuhnya,”ungkap Ibu Dayu, panggilan singkatnya, mengomentari tentang pasiennya. Wawancara berlangsung hangat di bawah rindangnya pepohonan herbal.

Dijelaskan, polusi lingkungan dan pola makan yang salah, kerap memicu berbagai gangguan kesehatan dalam kehidupan manusia. Padahal menjaga kesehatan raga, juga merupakan perwujudan rasa syukur kita pada Sang Pencipta.

“Back to nature” ungkapan tersebut kiranya menjadi spirit bagi lahirnya Usadha Puri Damai yang memiliki visi dan misi mengembalikan alam kepada manusia, sekaligus memberdayakan alam bagi kehidupan manusia, melalui usaha pengobatan tradisional.

“Pada awalnya saya memiliki visi ingin kembali ke alam, ada hasrat kembali ke pengobatan tradisional, sedih melihat pengobat di Bali banyak yang telah meninggalkan kewajibannya,” Tutur jebolan Fakultas Pertanian sekaligus Master Pertanian UNUD itu.

Menurutnya, banyak pembuat obat di Bali telah meninggalkan tradisi memanfaatkan tanaman khas Bali sebagai obat, padahal di Bali banyak tanaman berkhasiat obat.
“Kecibling, misalnya, tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai obat ginjal, tetapi juga ampuh untuk obat kanker. Inilah kelebihan tanaman obat, tidak hanya bermanfaat pada satu jenis penyakit tertentu saja, tapi keseluruhan.,”jelas istri I Wayan Damai itu.

Berbekal warisan leluhur di bidang pengobatan tradisional, Ibu Dayu yang juga berprofesi sebagai pengajar di Fakultas Kesehatan (Usadha) UNHI ini, tergerak melakukan penelitian tanaman berkhasiat obat, sekaligus meramunya.

Suntuk melakukan penelitian berpuluh tahun, ditambah pengalaman turun temurun, terwujudlah beberapa ramuan hasil olahannya, dari ramuan untuk penyakit ringan seperti flu, maag, panas tinggi sampai penyakit kanker.

Selain mengembangkan ramuanherbal tradisional, kebunnya juga dimanfaatkan sebagai agrowisata penangkaran tanaman langka, hias, dan liar yang berkhasiat obat.

Dalam penangkaran tanaman berkhasiat obat ini, Ibu Dayu yang masih aktif bekerja di Badan Lingkungan Hidup Pemda Gianyar itu mengembangkan program melestarikan tanaman obat tradisional, salah satunya mendidik siswa-siswa sekolah dasar di Kabupaten Gianyar untuk menanam tanaman obat.
Proses pembelajaran dimulai dari cara penanaman, pengeringan, hingga meramu tanaman menjadi obat tradisional, bahkan program ini telah dikompetisikan di tingkat nasional.

Dengan konsep “kembali ke alam”, Puri Damai hadir dengan metode pengobatan yang berbeda, mengkombinasikan ala tradisional dan modern, seperti yang Ibu Dayu katakan “Alamlah yang sesungguhnya dapat mengatasi penyakit yang dialami oleh manusia, sudah selayaknya manusia kembali menjadi bagian dari alam tersebut, mengingat penyakit yang berkembang kini lebih difaktori oleh permasalahan lingkungan”. Khairunissa, dw

artikel ini dipublikasikan dalam majalah: Sarad Bali Edisi No. 109/ Tahun X Mei 2009

Komunitas Anak Alam bangga mendukung Puri Damai dan menjadi bagian dari para penggiat lingkungan di Bali.

love,
Pande
Ubud
1/5/10
cinta alam anak alam

0 comments:

Post a Comment