7:46 AM

Green Camp I (day 2)

Day 2:

“Huahm..........”

Jarum jam telah menunjuk angka 6:00 pagi. Kami semua bangun terlambat. Cuaca sedikit kurang bersahabat pagi itu, mendung menyelimuti bebukitan sehingga kami tak mungkin melihat matahari terbit dari atas bukit. Thanks God, jam ½ 8 pagi matahari muncul dan gemawan mulai beranjak. Kami terpaksa mengundur jadwal trekking, menjadi jam 8 pagi, dan tak berharap mengejar matahari terbit.

Tenaga kami telah sedikit pulih, dengan segelas teh hangat dan makanan kecil di basecamp tadi pagi. Menelusuri jalan raya sejauh 1 km, dan kami tiba di kaki bukit. Jarak tempuh dari bukit untuk sampai di atas sekitar 45 menit. namun berhubung para kawan-kawan narsis itu berhenti utuk mengambil beberapa gambar, maka bukit kami daki dalam waktu lebih dari 1 jam.

Sesampainya di atas bukit 'bubung' begitu orang kampung menyebutnya, kelelahan pagi itu, keram kaki saat itu, terbayarkan tuntas. Pemandangan danau dari atas bukit sungguh indah. Danau, kampung, ladang, tambak ikan, gunung, bukit menghampar di bawah kami. Kami baru menyadari bahwa, Tuhanlah seniman yang paling maestro di jagat raya ini, bukan Picasso atau Affandi.

Dan kenarsisan mereka memuncaklah. Menghabiskan waktu sejam lebih memandangi lukisan alam tersebut, sembari mengambil gambar yang tak boleh dilewatkan ini. Memutar lagu dari HP, rehat sejenak, melepaskan semua lelah. Tentu bagi kami masih kurang, namun kita harus mengikuti jadwal berikutnya. Kembali turun, karena danau telah menunggu untuk dijamah sedari tadi. Sembari turun di jalanan berdebu, kami memunguti sampah-sampah plastik yang kami temui di sepanjang perjalanan, hingga akhirnya kami kembali ke basecamp.

Memilih untuk makan siang dulu, lalu kami melanjutkan jelajah kami hari ini di danau. Danau tampak bening dari jauh, walau saat ini pendangkalan, pengurukan, dan sampah plastik serta pestisida mulai mengotorinya.

Siang ini kami akan melakukan ekspedisi danau dengan boat. Eh, setelah ditunggu, yang datang menjemput kami ternyata jukung. Setelah nego harga, untuk 2 kali putaran kami harus membayar jasa tukang perahu 150 ribu. jadi kami patungan sekali lagi merogoh kocek rp. 10 ribu per orang untuk menaiki jukung bermesin tersebut mengelilingi sisi utara danau.

Setelah puas, acara kami tutup dengan membakar sampah plastik yang telah kami kumpulkan (mohon maaf, kami tak punya pilihan yg lebih bagus selain membakarnya, karena mendaur ulang sudah tak memungkinkan dari plastik-plastik bekas pestisida, dan plastik penutup tanah itu)....

Dan acara sore itu tuntas. Sempat terbersit untuk menceburkan Rika ke pinggir danau, namun dengan cekatan ia menangkap tangan Dadap sehingga bonus buat Rika sore itu batal aku berikan. (tapi sampai di basecamp ia masih memendam dendam.. hehe...)

Lelah, sungguh lelah. Tiba di basecamp dalam sore yang terik itu adalah hal yang paling indah. Kami menghabiskan sisa sore di basecamp, bercanda, foto-foto, membagi sertifikat camp, dan merapikan segala perlengkapan kami untuk kembali pulang. ya,... kembali pulang!

Dalam sebuah pertemuan, perpisahan adalah ujung sementara, karena dalam setiap perpisahan, menunggu pertemuan-pertemuan lain.

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini:
berikut anak-anak itu menitipkan pesan dan harapan mereka buat teman-teman di luar. Berikut saya kutip ulang dari tulisan-tulisan tangan dan gambar yang mereka berikan kepada kami dalam lembaran-lembaran kertas:

  1. “.. saya ingin sekolah yang tigi sampai ke ambirika“ i made payu

  2. “…saya igin pinter, saya igin puhah sepeda, saya bernama I ketut sudarma, saya igin orang yang baik.“

  3. “saya ingin pergi melihat gajah. saya bersekolaah yang tingi. saya bersekolah di Belandingan..“ ketut suki

  4. ”saya mau sekolah sampai kuliah kegiatanku mau menjadi guru.” – kadek artawan

  5. "aku ingin naik ke gunung...“ i wayan meriandani

  6. "nama saya nyoman armada. Saya ingin pinter sekali. Saya ingin punya sempeda. Saya ingin yang bagus sekali. saya ingin puya tas sang bagus. saya igi sekolah yang tigi."

  7. ”saya ingin menjadi anak yang rajin. saya pulang sekolah pergi ke ladang menyabit...” wayan yudana

  8. ”nama saya wayan sada kelas V SD Belandingan. Saya mau melanjutka masu dari desa Belandingan sepe desa songan sep dan sama…”

  9. “kepada semua kawan atau teman-teman yana ada disini supaya bisa membantu saya di Belandingan dan semua teman-teman di sini kepada semua teman-teman yang ada di sini terimakasih……” i ketut sumardi

  10. “keinginan saya ingin sekolah sampai sarjana semoga tuhan saya terimakasih” ni ratniasih

  11. ”saya mau sekolah sampe semp....” no name.

  12. "keinginan saya ingin sekolah sampai perguruan tingi tetapi tidak punya biaya tolong bantu kami" i komang dar mawan




Tulisan ini harus saya selesaikan sekarang juga!

Saya ingin mengucapkan apresiasi dan ucapan terima kasih tak terperi buat kawan-kawan yang telah menjadi bagian langsung Green Campi ini: Gustra yang telah mempersiapkan camp 'bravo!', Okta 'tx 4 everything', Santi 'thx for your support, Ngurah ’you have a big heart man..’, Heriana 'tx udah luangin waktu', Kawan-kawan lebay: Ria Anggraeni, Rika’jero mekel’, Ayu ’acil’, Dewa ’dewi’ Ayu, Eca, Winda 'super lebay’, dan terkahir Dwitra a.k.a Dadap ’the foto man’.

Saya tak kan pernah ragu, sebagian kecil warga negara yang memiliki komitmen seperti kalian, pasti telah membuat perbedaan dalam hidup sebagai seorang anak bangsa.

Sampai bertemu dalam kegiatan Komunitas Anak Alam Berikutnya.

Selamat berkarya!


Songan - Kintamani,
10/8/2009

Salam Anak Alam,

Pande Putu Setiawan
Ketua
Komunitas Anak Alam

Info tentang Komunitas Anak Alam selengkapnya:
Website Komunitas Anak Alam
Facebook Fans Page Komunitas Anak Alam



”Kami tak mengerjakan hal-hal besar.
Hanya hal kecil dengan cinta yang besar”

mother teresa

0 comments:

Post a Comment